Risalah Aqiqah
Aqiqah adalah menyembelih kambing untuk anak yang dilahirkan. Saat anak kita lahir, Rasulullah SAW menuntunkan untuk member nama yang bagus dan menyelenggarakan aqiqah. Kita dianjurkan untuk menyembelih kambing sebagai bentuk syukur kita kepada Allah SWT atas lahirnya anak kita, sekaligus sebagai doa semoga anak ini kelak menjadi manusia yang member bobot kepada bumi dengan kalimat Laa ilaha illallah. Begitu pentingnya kedudukan aqiqah, sampai-sampai Rasulullah SAW menyatakan dengan ungkapan bahwa anak kita tergadai dan tebusannya adalah dengan menyembelih kambing.
Dalil disyariatkannya Aqiqah
- 1. Rasulullah SAW bersabda : “sesungguhnya anak itu diaqiqahi, maka tumpahkanlah darah baginya dan jauhkanlah penyakit darinya (dengan mencukurnya)” (HR. Bukhori)
- 2. Rasulullah SAW bersabda : “bagi anak laki-laki disembelih 2 ekor kambing yang mencukupi dan bagi anak perempuan disembelih 1 ekor kambing (HR. Imam Ahmad & Tirmidzi)
- 3. Rasulullah SAW bersabda tentang aqiqah : “setiap anak itu digadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan (baginya) pada hari yang ketujuh dan hari kelahirannya, dicukur kepalanya dan diberi nama. (HR. Tirmizi, An-Nasai, dan ibnu Majah)
Hukum Aqiqah
Mengaqiqahi anak itu adalah sunnah dan dianjurkan. Ini menurut kebanyakan imam dan ahli fiqih seperti Imam malik, Imam syafi’I, Imam Ahmad, Ishaqi Abu Tsaur. Oleh karena itu hendaklah orang tua melakukannya jika memang memungkinkan dan mampu menghidupkan sunnah Rasulullah SAW, sehingga ia menerima keutamaan pahala dari Allah SWT, dapat menambah kasih saying, keselamatan, dan mempererat tali ikatan social antara kaum kerabat dan keluarga, tetangga, dan handai taulan, yaitu ketika menghadiri walimah aqiqah sebagai turut merasakan kegembiraan atas kelahiran sang anak untuk menghirup udara segar dunia.
Kambing Untuk Aqiqah
Mengenai jenis kelamin binatang aqiqah, tidak ada perbedaan jantan atau betina. Keduanya dibolehkan, sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadits riwayat Imam Abu Dawud dalam Sunan-nya : “Dari Ummu Kiraz al-Ka’biyyah radhiyallah ‘anha, dia berkata, ‘Aku pernah mendengar Nabi SAW bersabda, ‘Untuk anak laki-laki dua ekor domba, dan untuk anak perempuan satu ekor domba. Tidak masalah, apakah jenis domba itu jantan atau betina.” (HR. Imam Abu Dawud)
Waktu Pelaksanaan Aqiqah
Hadis Abdillah bin Wahab, dari Aisyah R.A. bahwasanya ia berkata : Rasulullah SAW telah mengaqiqahi Hasan dan Husein pada hari ketujuh (dari Kelahiran mereka), Menamakan mereka, dan memerintahkan menjauhkan penyakit dari kepala (mencukur mereka). Tetapi ada pendapat yang menunjukkan bahwa keterikatan dengan hari ketujuh, keempat belas, kedua puluh satu, bukan suatu keharusan, melainkan hanya suatu anjuran, karena bisa juga hari yang lain.
Pembagian Daging Hasil Aqiqah
Seseorang yang melaksanakan aqiqah boleh memakannya, memberi makan dengannya, bersedekah dengannya kepada orang fakir miskin atau menghadiahkannya kepada teman-teman atau karib kerabat dan tetangga (baik muslim atau non muslim). Akan tetapi, lebih utama kalau diamalkan semuanya, karena dengan demikian akan membuat senang teman-temannya yang ikut enikmati daging tersebut, berbuat baik kepada fakir miskin, dan akan membuat saling mencintai antar sesame teman, tetangga dan karib kerabat.
Hikmah Aqiqah
1. Aqiqah itu merupakan suatu korban yang akan mendekatkan anak kepada Allah SWT pada awal menghirup udara kehidupan dunia
2. Aqiqah merupakan suatu pengorbanan bagi anak dari berbagi musibah dan kehancuran, sebagaimana Allah telah mengorbankan Ismail dengan penyembelihan yang besar
3. Aqiqah itu menumpahkan rasa gembira dengan melaksanakan syariat Islam dan keluarnya keturunan mukmin yang akan memperbanyak keturunan umat Rasulullah SAW pada hari kiamat
4. Aqiqah itu akan mempererat tali ikatan cinta di antara anggota masyarakat, sebab mereka berkumpul di meja makan dengan penuh kegembiraan untuk menyambut kedatangan anak baru.
Catatan Al Qur'an dan Hadits
1. “sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim : 7)
2. Ketika Fatimatuzzahra putrid Nabi SAW melahirkan putranya Al-Hasan, Rasulullah SAW bersabda: “Hai Fatimah, cukurlah rambut kepalanya dan bersedekahlah dengan perak sesuai dengan berat timbangan rambutnya.”
3. Barang siapa menolak hadirnya anak dalam keluarganya dan mencela di dunia ini, maka Allah akan membuka lebar-lebar aib-aibnya di hari kiamat nanti di hadapan para makhluk, sesuai dengan perbuatannya di dunia (HR Ahmad & thabrani)
4. Al Husain pernah mengajarkan kepada seseorang untuk mengucapkan tahniah (ucapan selamat) “ucapkanlah!, ‘semoga Allah memberkahimu atas anak yang dianugrahkan kepadamu, dan semoga engkau bersyukur kepada Tuhanmu yang menganugrahinya, dan semoga bayi itu tumbuh sampai dewaa serta engkau diberi rezeki kebaktiannya.
5. Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban setiap penggembala (pemimpin) atas apa yang ia gembalakan. Apakah ia telah memelihara ataukah menghilangkannya. Bahkan Allah akan meminta pertanggungjawaban seseorang atas keluarganya (HR Ibnu Hibban)
6. Sesungguhnya nama-nama kalian yang paling disukai oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Mha Agung adalah Abdullah dan Abdurrahman (HR Bukhari & Muslim)
7. Telah dilahirkan seorang bayi laki-lai salah seorang diantara kami, lalu ia menamainya al-Qosim, maka kami mengatakan, ‘kami tidak akan memberikanmu julukan (kunyah) Abdul Qosim, tidak pula Karamah,’ lalu ia menceritakan kepada Nabi SAW, maka beliau bersabda : “namailah anakmu dengan Abdurrahman.” (HR Bukhari & Muslim)
8. Sesungguhnya yang paling hina disisi Allah SWT ialah seorang laki-laki yang diberi nama Malikul Amlak (Raja diRaja).” (HR. Bukhari & Muslim)